DIA YANG BERSAMA DALAM KEGELAPAN
Kala
itu… 20 September 2012,
S
|
uara gelombang
ombak di malam hari, meneduhkan jiwa yang sedang di mabuk hati. Gelap, tanpa
cahaya, sunyi tanpa polusi suara. Hanya ada kegelapan dan sang ombak malam.
Banyaknya pengunjung, banyaknya orang yang berada di pesisir pantai tak membuat
suasana malam menjadi riang dan gemilang. Mereka juga sama, sama-sama terlelap
dalam tenangnya ombak malam. Aku dan dia, di bawah pepohonan yang jarang
daunnya, yang banyak rantingnya, disanalah kami menikmati tenangnya malam.
Berjarak jauh di antara yang lain, sembari membuat sedikit percakapan.
***
Dia,
Dwiki Pangestu. Seorang laki-laki yang sudah menamaniku dalam merangkai
indahnya percintaan selama tiga tahun terakhir ini. Dia yang setia membawaku ke
dalam beragam suasana tenang dan meneduhkan. Disanalah kami memulai sedikit
percakapan tentang impian di masa depan. Gelap, hanya ditemani oleh lentera
yang samar-samar kami menghabiskan waktu berdua untuk mengisi waktu bersama.
Memandang langit penuh bintang, menikmati desir ombak di tengah malam dan
memulai percakapan tentang hubungan mendatang. Sang kala waktu sepertinya sudah
berteman baik dengan dia, Dwiki sang lelaki pujaanku. Sang waktu seakan selalu
setuju dengan segala sesuatu yang akan dilakukannya di suatu waktu. Sama
seperti yang ia lakukan kala itu, bersamaku Anjani Cahya Purnama.
***
Dwiki,
dengan tatapan penuh makna mendekap tanganku dengan erat, mengajakku berdiri
dan berjalan menyusuri pesisir pantai di malam itu. Aku tak mengerti apa yang
tujuan dari perjalanan malam di pesisir saat itu. Hingga beberapa menit
kemudian, langkah kami terhenti, terhenti oleh pemandangan malam yang tak kalah
indah dengan memandani langit malam. Mereka adalah kunang-kunang. Entah Dwiki
adalah sosok yang kreatif atau aku yang terlalu mudah terbawa suasana hmm,
tertawa dan bernyanyi bersama kunang-kunang saja membuatku sangat bahagia kala
itu. Dan aku semakin yakin, sang waktu telah menyusun rencana dengan baik
bersama Dwiki. Kami mendekat ke arah kunang-kunang. Menggenggam erat tanganku
sembari mengajakku bernyanyi, membuat malam yang gelap saat ini terasa sungguh
gemerlap penuh cahaya.
“Buu…sumpah deh
ini indah banget. Kamu itu selalu tahu yaa gimana buat aku senyum-senyum
berlebihan haha”, sahut Anjani pada Dwiki.
“Iya dong Bii, aku
kan udah berteman sama sang waktu, jadi kemanapun kamu pergi sama aku pasti deh
selalu jadi momen yang spesial hehe”, jawab Dwiki sembari tertawa kecil kepada
Anjani.
Dan
tiba-tiba…..
“Biii, I wanna be
more than friends, I wanna be more than friends, I wanna tell everyone you’re
taken and take your hand until the end,
I wanna be more than friends……..”, nyanyian Dwiki pada Anjani sembari
mengajaknya menari ala-ala di tengah malam bersama kunang-kunang.
Tak kuasa
menahan rasa bahagianya, merekapun bernyanyi bersama, menari dan menikmati
dinginnya malam bersama. Tak peduli dinginnya malam, gelapnya hari dan derasnya
desir ombak, mereka terus bernyanyi dan terus memandang satu sama lain.
***
Tak
lama kemudian, rasa lelahpun hadir dan merekapun kembali duduk di bawah
pepopohan di dekat sana. “Makasii yaa Buu, malam ini keren, walalupun gak
banyak makanan dan minuman tapi bernyanyi, menari dan bersama sampe bisa buat
rasa laper aku hilang hahahaha suerrr”, sahut Anjani tiba-tiba kepada Dwiki. Dwiki
pun tertawa sejenak sambil mengelus lembut kepala pujaan hatinya itu. “Biiii,
makanan sama minuman sepertinya lebih penting dari apapun di muka bumi ini yaa
hahaha. Walalupun kita udah romantisan ala anak sekolahan kayak tadi tetep
inget makanan yaa hahahaha”, jawab Dwiki sambil tertawa bersama kekasihnya itu.
***
“Biii, kalo
dipikir-pikir kita udah lama juga yaa kenalnya plus romantis-romantisannya
hehe. Menurut kamu bii, kita harus berpetualang apa lagi yaa? Hmmm, yang jelas
jangan makan yaa, karena makan itu harus bii hahahaha”, kata Dwiki sembari
menghela nafas sehabis tertawa.
“Ihhhh…buuu,
kok gitu sihh. Untung aja aku sayang sama kami, kalo ngggak udah aku buang ke
laut deh kamu hahahaha”.
“Ehhh..aku serius
ni, setelah liburan di tempat gelap tapi romantis ini hahaha, kira-kira kita
kemana yaa. Setelah penat kerja seminggu full, kita perlu dong liburan bareng
biar makin cinta hahaha”, sahut Dwiki. “Buuuu…pliss deh kok kamu jadi gombalan
gini sihh. Sekali lagi, untung aja aku sayang sama kamu hehe. Hmmmm kalo
dipikir-pikir kayaknya kita pergi ke tempat kayak gini lagi deh buuu tapi
jangan ke pantai lagi, ke pegunungan tuh boleh juga. Asalkan jangan lupa bawa
bekal yang buaaaanyaakkk hahahaha”, jawab Anjani kepada kekasihnya itu.
“Hahahahaha,
ide yang cukup bagus, tapi makan itu harus banget yaa selalu disebut hehe
dasarrr”, jawab Dwiki sambil mencubit gemas pipi kekasihnya itu.
***
Dan,
begitulah mereka menghabiskan waktu bersama. Malam hari merupakan hal yang
tidak menakutkan, malam adalah waktu yang tenang nan sunyi, tempat yang paling
nyaman untuk melakukan hal indah bersama pasangan. Bukan hanya pasangan, tetapi
bagi semua orang. Dan itulah mereka, Dwiki Pangestu yang selalu setia dan
berusaha membuat malam hari kekasihnya Anjani Cahya Purnama menjadi bercahaya
dan indah. Berawal dari kegiatan romantis dan berujung pada candaan kecil yang
diciptakan bersama, merupakan rangkaian proses percintaan dua sejoli yang harus
terekam dalam memori dan biidik kamera. Tak peduli dengan gelapnya malam, semua
itu harus terekam, karena dalam gelapnya rekaman itu selalu ada dia yang
menciptakan cahaya terang nan bahagia.