Selasa, 16 Agustus 2016

TETES AIR MATA

" TETES AIR MATA "

          Hidup di dunia ini penuh dengan suka dan duka, tiada kata bahagia saja atau kata sedih saja dalam hidup ini. Semua orang pernah merasakan kedua hal tersebut tak terkecuali mereka yang dinilai berkuasa atau mereka yang mampu melakukan semua hal. Kesedihan adalah hal yang tak pernah diinginkan semua orang, terlebih lagi kesedihan yang menyiksa. Semua orang ingin hidupnya selalu bahagia. Tapi, di kehidupan ini mereka akan merasakan yang namanya kesedihan. Kesedihan membawa kita pada tangisan dan penderitaan, bercucuran air mata karena menangisi suatu hal yang tak tercapai dalam hidup ini. Tetesan air mata sering kali diartikan kesedihan akan suatu penderitaan atau kesalahan saja, tapi ada arti lain dibalik kesedihan itu. Kesedihan yang bermakna kasih sayang ataupun suatu rasa bangga kita pada seseorang.
          Kesedihan yang bermacam-macam itu dialami oleh seorang gadis kecil bernama Bulan Purnama, atau yang akrab disapa Bulan. Ia adalah gadis kecil yang sedang duduk di bangku kelas 3 SD, hidup serba berkecukupan tak membuat hidupnya selalu bahagia. Seorang anak tunggal dalam sebuah keluarga yang bisa dibilang cukup ternyata ia menyimpan suatu kesedihan. Pagi itu bel masuk kelas pun berbunyi dan itu tanda bahwa semua siswa akan memulai pelajaran, begitupun dengan Bulan. Ia dengan tas merah jambu lengkap dengan semua perlengkapan sekolah masuk ke dalam kelas dengan wajah biasanya, datar dan kurang gembira. Sewaktu masih taman kanak-kanak, Bulan terkenal dengan kesehariannya yang riang dan gembira serta selalu aktif dalam kelas. Namun, belakangan setelah memasuki bangku sekolah dasar, ia mulai menjadi gadis kecil yang pendiam dan diliputi oleh kemurungan.
http://daunbuah.com/gambar-kartun-cewek-menangis-karena-sedih-dan-kecewa/
          Sikap pendiam dan pemurungnya itu menambah kesedihan dalam hidup masa kecilnya, tak banyak kawan yang mendekati, bermain atau sekedar berbincang kepadanya. Walaupun hidup dengan berbagai fasilitas tak membuat ia juga memiliki banyak teman. Mungkin, teman-temannya merasa aneh dan canggunng dengan sikapnya tersebut. Terkadang ia pergi ke atas atap sekolah untuk menyidiri, atap sekolah bagi Bulan adalah tempat yang paling baik untuk dia melampiasakan segala kekesalan dan kesedihan yang ia rasakan. Di tempat inilah ia melepas kesedihan dan amarah, air mata, emosi dan semuanya ia lampiasakan di atap ini. Bulan memang memiliki sedikit masalah di keluarganya. Hidup berkecukupan tak cukup baginya, orang tuanya yang bercerai semenjak ia memasuki kelas 3 bangku sekolah dasar membuat hidupnya menjadi tak karuan. Hidupnya yang dulu selalu dihangati oleh kasih sayang ayah dan ibunya. Kini, ia hanya tinggal dengan seorang ayahnya saja.
          Emosi yang diluapkan kedua orang tuanya saat bertengkar membuat hidup Bulan yang dulu riang dan gembira menjadi pemurung dan tak bersahaja. Hari demi hari, bulan demi bulan terlewati dan tanda-tanda keceriaan pada mata Bulan tak terlihat sedikitpun. Tangisan dan air mata adalah aktivitas yang merupakan rutinitas. Rindu pada sosok ibu adalah impiannya selama ini. Ayah yang hidup sendirian membuat sikap ayahnya tak seperti dulu, emosi sering diturahkan sang ayah kepadanya, mungkin salah satu sebabnya beban pikiran yang bertambah. Masalah masa lalu antara sang ayah dan ibunya membuat sang ayah melarang Bulan bertemu dengan ibundanya. Tak tahu harus berpangku pada siapa, tak tahu harus bercerita dan meminta saran dari siapa membuat Bulan melampiaskan semuanya pada tangisan dan air mata. Entah sudah berapa tetes air mata yang ia keluarkan, satu keinginannya saat ini ia ingin bertemu sang ibu, ingin berpangku, bercerita dan mengadu akan kisah sedih yang ia alami selama ini.
          Beruntung saja ada sosok ibu guru yang peka pada sikap tak wajar dari salah satu anak muridnya, Bulan. Ibu Dian adalah wali kelas Bulan di sekolah, melihat gerak-gerik dan sikap Bulan yang tak wajar membuat ibu Dian mencari tahu alasan mengapa anak muridnya bersikap demikian. Akhirnya setelah ditelusuri lebih lanjut, ibu Dian mulai mencari cara mengatasi masalah anak muridnya itu. Ibu Dian pun mulai mendekati Bulan, ia memberikan motivasi dan sering memancing pertanyaan yang bisa membuatnya bercerita tentang masalahnya selama ini. Sedikit demi sedikit mulai terungkap bahwa kesedihan dan kemurungan yang dialami Bulan selama ini karena ia rindu pada sosok ibunya, ia juga ingin mendapatkan kebahagiaan dalam sebuah keluarga dan ia ingin mencurahkan semua perasaannya selama ini pada seseorang yang mengerti dia. 
        
http://www.sigambar.com/2015/06/kumpulan-gambar-shizuka-minamoto-film.html
        Waktu pun berganti tahun, hidup Bulan pun sedikit berubah. Masa lalunya yang murung dan tak bahagia sekarang sudah sedikit ceria dan bahagia. Punya kenangan yang buruk di masa lalu membuat ia punya banyak pengalaman dan motivasi dalam dirinya, ia maju menjadi penulis cerita dan sang motivator untuk adik-adik kecil di sekitar tempat tinggalnya. Hidupnya sudah mulai berubah sekarang, jika dilihat lebih lanjut mungkin rasa bahagianya saat ini belum seutuhnya kembali. Bertemu dengan ibunda tercintanya, berpelukan dan berbagi cerita adalah kebahagiaan yang diimpikan satu lagi.
          Hari itu mungkin adalah hari yang cerah, hari itu adalah hari yang pendek untuk bersekolah. Tepat di depan gerbang sekolah Bulan berlari sangat bersemangat untuk pulang dan melanjutnya hobi barunya yaitu menulis cerita. Seketika langkah Bulan terhenti, ia terhenti karena sosok wanita paruh baya. Wanita itu tersenyum pada Bulan, ia pun membalas senyuman itu akan tetapi ia sedikit bingung mengapa wanita tersebut tiba-tiba tersenyum pada Bulan. Tapi, memori indah pada masa lalu Bulan mengingatkannya bahwa wanita paruh baya itu adalah ibunya, Sosok ibu yang ia ingin temui selama ini, yang ingin ia peluk, yang ia ingin ceritakan berbagai hal. Tetes demi tetes air mata keluar dari bola matanya yang indah. Mungkin itulah tetes air mata yang diinginkan Bulan, tetes air mata untuk kebahagiaan bertemu sosok yang membuat air mata itu tidak bermakna kesedihan lagi.
https://koecing.wordpress.com/2010/11/
          Dari perjalanan dan pengalamannya selama ini, Bulan belajar dan menyesal mengapa ia menjadi sosok aneh yang tak punya teman di masa kecilnya. Di masa-masa itu ia harusnya riang gembira bermain, belajar dan bertemu banyak teman. Tapi, yang dilakukannya salah, ia hanya menyendiri, termenung dan menangis. Setelah dipikir, hidupnya harusnya dipenuhi semangat karena dengan semangat dan keceriaan tetes air mata yang keluar tak akan sia-sia, ia akan menjadi tetesan air makna yang berharga, walau terkadang untuk melakukan hal itu sedikit sulit tapi yakinlah kalian bisa melakukannya. Sekian dari kisah Bulan.....


          

 

Rabu, 13 Juli 2016

KISAH KASIH CINTA REMAJA



“KISAH KASIH CINTA REMAJA“
Remaja adalah masa yang indah untuk meluapkan segala mimpi, talenta dan rasa untuk semua orang. Remaja identik dengan kisah percintaan, suka-sukaan, benci-bencian sampai rindu-rinduan, semua rasa dan dilema kehidupan bercampur menjadi satu dalam kisah kehidupan remaja. Semua orang tahu masa remaja yang paling kompleks permasalahannya adalah masa SMA. Sekolah, SMA dan remaja mungkin adalah satu kesatuan yang tidak bisa terlepas satu sama lain. Ketiganya bersatu dan berkoloni menjadi sebuah harmoni yang dapat menciptakan banyak rasa, banyak kenangan dan tidak lupa perjuangan. Salah satu kenangan dan perjuangan yang hampir dirasakan oleh semua remaja dan perlu ketabahan hati dalam memperjuangkannya adalah “cinta”. Entah mengapa cinta dan percintaan menjadi masalah yang rumit untuk remaja, mulai dari curi-curi pandang sampai pendekatan, biasanya dilemma itu muncul pada siswa perempuan, hal itu pun terjadi pada sosok Diandra Putri.
Diandra atau akrab disapa Andra adalah siswi yang cukup bertalenta dengan kemampuan menjadi “Announcer” handalan sekolahnya. Siswi SMA Tunas Bangsa Bandung  ini adalah seorang siswi sekaligus penyiar di salah satu station radio. Ia adalah siswi yang terkenal dengan kehebohan dan keceriaannya di sekolah, ia adalah siswi yang aktif juga dalam organisasi di sekolah. Sama seperti kehidupan remaja putri lainnya, rasa suka pada lawan jenis adalah hal yang wajar untuk dirasakan semua wanita di dunia ini tidak terkecuali Andra. Sosok pemain basket pria handalan SMA Tunas Bangsa, Adi Candra Putra atau akrab disapa Adi adalah salah satu cowok idaman siswi SMA tersebut. Badannya yang proporsional dilengkapi dengan prestasi gemilang di bidang akademik dan juga olahraga basket menjadikan Adi sebagai cowok hits-nya SMA Tunas Bangsa.
Pengalaman unik yang menjadikan masa SMA mungkin menjadi ingatan tak terlupakan bagi Andra adalah caranya untuk mencuri-curi pandang pada sosok Adi yang merupakan kakak kelas idolanya. Jam istirahat mungkin adalah tempat beraksinya Andra untuk mengitip apa yang sedang dilakukan kakak kelas idolanya itu. Adi yang siang itu sedang berada di perpustakaan sedang mencari beberapa buku untuk mengerjakan tugas Kimia. Ia juga terkenal sebagai seorang jawara Kimia, wahh rasanya lengkap sekali untuk menjadi sosok idola. Andra yang memang juga cukup cerdas namun perpustakaan bukan merupakan tempat nongkrong-nya Andra, namun sosok kak Adi membuat ia mengubah paradigmnya untuk rajin berkunjung ke perpustakaan saat ini.
Di balik tumpukan buku-buku yang mulai berdebu dimakan waktu, dari sela-sela tumpukannya terlihat sosok wanita cantik dengan paras ayu dan cerianya menengok ke arah barat rak buku. Terlihat di arah barat rak buku tersebut, seorang lelaki tampan sedang membaca buku dan mengerjakan suatu tugas. Wajahnya yang sedang berfikir tentang jawaban akan tugas dilengkapi oleh wajah tampannya membuat Andra terkesima lengkap dengan senyuman diam-diam. Ia tak tahu apa yang ia rasakan ini, dipikirannya mungkin ini hanya suka, hanya kisah suka-sukaan masa SMA, namun yang ia lakukan saat ini sangat tidak wajar ia lakukan. Ia adalah orang yang ceria namun sedikit cuek dengan hal-hal seperti ini, tapi ini sudah tidak wajar ini bukan hanya kisah masa SMA. Menurutnya ini kekaguman pada seseorang yang ia ungkapkan dengan rasa penasaran dan suka tak beraturan.
Jam istirahat adalah jam yang asik untuk pergi ke kantin, di lapangan para pemain basket menikmati jam-jam istirahanya. Dan herannya, Andra yang biasanya orang pertama yang beranjak ke kantin untuk belanja, kini rela berdiam duduk di depan kelas untuk melihat sang kakak kelas kece untuk melambungkan bola-bola basket dengan indahnya. Sungguh kisah remaja yang susah ditebak asal mulanya dan susah dikira bagaimana dampaknya.
Adi memang orang yang royal dan gampang bergaul dengan banyak orang. Kisah percintaan pemain basket ini tak pernah tercium di sekolah. Gerak-gerik aneh yang menunjukan rasa suka juga tak pernah terlihat. “Suka sama kakak kelas”, mungkin adalah slogan untuk Andra saat ini, ia ingin tahu apa perasaan ini. Setiap kali ada kak Adi ia selalu ingin tahu apa yang sedang dilakukannya, ia juga tak jarang melepas pandangan tak terkira pada sosok pemain basket ini. Kisahnya tak berakhir disana, puisi, lagu dan bahasan saat siaran seakan-akan disampaikan untuk sosok pemain basket itu.
Untuk mengungkapkan rasa ? mungkin belum, ia tahu bahwa ini adalah masa remaja dimana rasa suka, cinta dan benci bisa datang begitu saja dalam sekejap mata dan bisa hilang dengan cepat pula. Sebagai seorang cewek yang memiliki tingkat kegengsian yang cukup tinggi maka ia menyimpan rasa suka pada kakak kelas kerennya “ Kak Adi “itu sampai pada waktunya nanti. Dan ia percaya rasa suka yang tulus akan menjadikan rasa sukanya dibalas oleh orang yang ia sukai.
Itulah kisah kasih cinta remaja yang berawal dari suka menjadi cinta namun waktu dan kondisi menjadi salah satu pengahalang dalam cinta anak remaja. Namun, tepat pada waktunya nanti semua rasa suka dan cinta anak remaja akan terwujud menjadi cinta sesungguhnya tanpa gengsi dan keraguan.
 

SANG PENGEJAR MIMPI

SANG PENGEJAR MIMPI

     Gadis itulah sebutannya, itulah panggilannya. Ia adalah wanita lugu yang punya segudang mimpi dan cita-cita. Gadis, ia seorang wanita tangguh yang sadar akan kekurangnnya, yang selalu memikirkan cara untuk menutupi kekurangannya. Dengan tubuh tinggi, kurus selalu terpancar cahaya semangat dari tebaran senyumnya. Wanita yang kini sedang menempuh bangku kuliah ini punya segudang mimpi. Salah satu impian yang ingin dicapainya adalah menjadi penyiar radio. Jiwa yang periang, senyum yang tak pernah putus, nada suara yang penuh semangat membuat ia yakin akan dengan impiannya itu. Di beberapa momen ia sering melatih impiannya itu, walau terkadang seperti orang aneh yang berbicara sendiri, namun ia tak pernah malu dan terus tersenyum serta berlatih.
     Akhirnya Gadis pun sedikit demi sedikit mulai menikmati hasil kerja kerasnya itu. Sedikit demi sedikit impiannya menjadi penyiar radio tercapai. Sang pengejar mimpi pun tak berhenti untuk meraih mimpinya yang lain. Jiwa periangnya membawa Gadis menjadi Duta Peduli Pendidikan. Gelar yang didapatnya itu tentu dengan usaha dan perjuangan yang cukup keras. Berlatih, ditertawakan, diejek, senyum dan semangat adalah rute dan lingkaran aktivitas yang dilakukannya untuk kesuksesan itu. 
     Kini sang pengejar mimpi pun mulai mengejar mimpi yang diidamkan semua wanita. Mimpinya yang satu ini diharapkan merata oleh semua wanita yaitu cinta tulus dari seorang pria. Cinta yang diungkapkan dari kasih sayang, kehangatan, kepedulian, kebahagiaan, semangat dan hal indah lainnya dari pria sejati yang menunggu Gadis di ujung muara cinta. Penantian yang ditunggunya, akhirnya tercapai. Dengan segala yang dimilikinya, ketulusan, keceriaan, kebaikan, akhirnya sosok pria tangguh yang tulus mencintainya hadir di kehidupannya memberikan cinta abadi untuk selamanya. 


Minggu, 31 Januari 2016

Budaya Berani Dalam Lingkungan Anak Muda





 Budaya Berani Dalam Lingkungan Anak Muda



Di dunia zaman ini ternyata masih banyak anak-anak bahkan sampai orang dewasa pun masih mempunyai kata “malu” dalam pikirannya untuk menanyakan sesuatu yang belum mereka ketahui. Dalam kehidupan yang semakin modern ini jika sifat dan perilaku itu terus dipertahankan maka akan lebih banyak sesuatu yang tidak mereka ketahui hari demi hari. Slogan malu bertanya sesat dijalan rasanya sangat sesuai dengan kenyataan yang telah ada. Sangat banyak orang yang menyesal saat mereka tidak bertanya sesuatu yang mereka tidak ketahui.
Jika kita lihat di lapangan, contohnya saja di sekolah-sekolah, sangat banyak anak murid yang jika ditanya oleh gurunya “ Sudah mengerti semuanya, anak-anak jika belum ada yang ingin bertanya ?”saat gurunya bertanya seperti itu pasti banyak anak muridnya yang hanya diam dan berkata sudah mengerti, padahal mereka sebenarnya belum mengerti dengan semua materi yang disampaikan oleh gurunya. Dan karena itulah akhirnya saat ujian tiba mereka tidak bisa menjawab ujiannya dengan benar. Untuk itu sosialisasi mengenai budaya berani bertanya perlu diadakan di sekolah-sekolah agar mereka termotivasi untuk lebih berani dalam bertanya apapun itu sehingga mereka akan mendapat tambahan ilmu dan tentunya dapat membuat mereka bisa menghasilkan sesuatu yang baru dan tentunya membanggakan.
Sosialisasi mengenai budaya berani menurut saya bisa dilakukan dengan sistem mikro terlebih dahulu yaitu berawal dari bapak/ibu guru yang memberikan motivasi serta saran kepada murid-muridnya untuk lebih berani bertanya serta mengekpresikan dirinya, hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan setiap siswa di kelas itu untuk mengemukakan pendapat mereka tentang bagaimana guru mereka saat mengajar di kelas. Pertanyaan seperti itu pasti tidak terlalu sulit untuk dijawab oleh siswa tapi untuk mengemukakannyalah yang sedikit susah. Untuk itu kita bisa meminta satu persatu siswa kita untuk memberikan pendapatnya tentang bagaimana gurunya saat mengajar apakah baik atau buruk. Pertanyaan tersebut bisa dijawab mungkin dari siswa yang lebih hiperaktif dulu setelah itu kita bisa menunjuk salah satu siswa lain untuk menjawab, kita sebagai guru bisa berkata “ Selanjutnya, ayo coba Riski yang memberi pendapat gimana cara ibu mengajar baik atau tidak “, dengan nada yang lembut dan cukup sederhana saya yakin anak murid tersebut akan memulai mengemukakan pendapantya sedikit demi sedikit. Karena jika nada yang kita gunakan agak lebih keras lalu dengan pertanyaan yang berat serta membingungkan apalagi untuk siswa tingkat SD akan membuat mereka tambah tidak berani lagi untuk mengemukakan pendapatnya.
Itu pendekatan melalui sistem mikro yang saya contohkan di lingkungan kelas-kelas kecil. Lalu untuk sistem makro, bisa dilakukan oleh pemerintah melalui menteri pendidikan atau lembaga pendidikan, mereka bisa mengadakan sosialisasi untuk tingkat SD, SMP, SMA secara berkala di setiap daerah sekolah di Indonesia ini. Dan bisa pula dirangkaikan dengan pelatihan atau lomba-lomba yang dapat memacu keberanian siswa-siswi kita untuk mengekpresikan diri mereka.
Itu adalah beberapa cara yang ada di bayangan saya. Dan hasil dari sosialisasi yang dirangkaikan dengan pelatihan dan lomba-lomba tersebut dapat membuat siswa yang dulunya tidak terlalu giat untuk bertanya kini bisa sedikit demi sedikit menghilangkan rasa malu mereka dalam bertanya sesuatu. Dan disini saya akan menceritakan pengalaman saya mengenai apa pentingnya bertanya sesuai dengan bayangan yang saya pikirkan, sebagai seorang mahasiswa kita dituntut untuk menjadi lebih mandiri tentunya, bukan hanya mandiri dalam hal belajar dan memahami konsep mata kuliah tapi keaktifan dalam perkuliahan sangat dibutuhkan. Dan hal tersebut saya rasakan sendiri, disaat saya tidak mengerti tentang suatu materi kuliah maka akan berujung pada kepusingan saya sendiri dan sebagai mahasiswa biasa pasti ada kalanya saya tidak mampu paham pada suatu materi kuliah, dan disini budaya berani bertanya sangat dibutuhkan dan perlu karena saat saya tidak bisa itu saya bertanya kepada kawan saya yang lebih bisa, dan hal tersebut tentu tidak salah. Setelah bertanya , sharing maka saya mulai memahami dan mengerti mengenai materi kuliah yang tidak saya mengerti tadi. Dan itu sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang saya miliki. Dan itu baru satu alasan mengapa saya mengatakan budaya berani itu diperlukan.
Kemudian, berdasarkan pengalaman saya sewaktu menjadi siswa keaktifan saya dalam bertanya atau mengemukakan pendapat sangat minimum. Dan hal tersebut membuat saya tentunya agak sedikit bermasalah saat berdikusi pada saat kuliah sekarang ini, saat waktu diskusi presentasi saya sering bingung ingin bicara apa, padahal dalam pikiran saya ada banyak hal yang ingin saya ungkapkan namun untuk mengungkapkannya itu saya sering mengalami kesulitan. Dan dari hal tersebut saya merasa kemampuan berani itu perlu, dalam artian berani mengeluarkan pendapat yang kita miliki. Dan sampai sekarang saya masih terus belajar dan belajar untuk mengembangkan kemampuan berbicara saya. Jadi, disaat kita belum mampu melakukan sesuatu dengan maksimal maka kita tidak boleh menyerah untuk terus belajar dan mencoba.
Jadi, untuk kalian anak muda Indonesia termasuk saya ayo kita bersama-sama giat dan semangat dalam mengembangkan budaya berani yang kita miliki, karena berawal dari keberanian tersebut akan muncul rasa ingin tahu kita akan sesuatu dank arena itulah kita akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang baru dalam diri kita yang tentunya akan menjadikan kita menjadi orang yang lebih cerdas lagi. Sehingga, slogan malu bertanya sesat di jalan tidak berlaku lagi dalam kamus hidup kita. Dan slogan mau bertanya nggak sesat di jalan yang harus kita kedepankan selanjutnya.
Jadi, itu sedikit cara yang bisa saya berikan untuk menumbuhkan budaya berani yang lebih baik lagi di kalangan anak muda kita khususnya pada jenjang sekolah. Sedikit semangat untuk kita semua jadilah orang yang berani karena dari keberanian itulah kita akan menjadi orang yang mumpuni.


DIA YANG BERSAMA DALAM KEGELAPAN

DIA YANG BERSAMA DALAM KEGELAPAN Kala itu… 20 September 2012, S uara gelombang ombak di malam hari, meneduhkan jiwa ...